Senin, 26 Oktober 2015

Bagiku, Kau Perusak Bangsa



Penerus Bangsa
Itukah nama yang seharusnya tertanam pada diri kita?
Yakni Bangsa Indonesia

Bangga                                                                           
Haruskah aku mengatakan itu?
Bangga menjadi anak Indonesia
Anak Indonesia yang taat menjalankan amanahnya
Bukan untuk mereka, tikus-tikus berdasi

Jujur dan adil
Sudahkah jujur dan adil?
Itukah yang dinamakan jujur dan adil?
Apakah kita patut bangga menjadi anak bangsa
Yang tidak jujur dan adil
Bukan untuk mereka, tikus-tikus berdasi

Tak pantas mereka tuk dibanggakan
Yang telah menggerogoti kehidupan bangsa
Indonesiaku kaya, kaya akan hasil alamnya
Mereka merubah alam ini
Mereka rusak alam ini
Dan mereka korbankan negeriku ini
Menjadi negeri kaya tak kaya, makmur tak makmur
Karena kau, tikus-tikus berdasi

Wahai kau para koruptor
Hentikan semua aksi
Sungguh aku menginginkan
Indonesia yang damai, makmur nan sejahtera
Tanpa kehadiranmu
Tikus-tikus berdasi

Jumat, 16 Oktober 2015

Karena PKN, Aku Menjadi Tahu



Pendidikan Kewarganegaraan atau civic education menurut seorang pakar pendidikan kewarganegaraan, Henry Randal Waite, adalah ilmu tentang kewarganegaraan yang mengkaji hubungan antar individu dalam suatu kelompok yang terorganisir, serta individu dengan negara. Setiap orang pasti telah mempelajarinya sejak berada di TK hingga SLTA, begitu juga dengan saya. Menurut saya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu hal yang penting, karena Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri mempunyai tujuan membangun karakter bangsa Indonesia yang bertanggung jawab, partisipatif, cerdas, aktif, kritis, toleransi, dan demokratis namun tetap memiliki komitmen menjaga persatuan dan kesatuan suatu bangsa.
Ketika saya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan di tingkat SLTP, saya adalah salah satu anak yang tidak menyukai mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, karena guru saya menyampaikan pelajaran dengan cara yang tidak saya sukai. Setiap ada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, saya merasa mengantuk dan bosan ketika guru saya menerangkan di depan kelas. Beliau hanya menyampaikan teori-teori saja tanpa diselingi dengan hal-hal yang menarik. Tetapi, berbeda dengan ketika saya belajar Pendidikan Kewarganegaraan di SLTA. Saya mudah memahami mata pelajaran tersebut. Karena, guru menuntut kita untuk tidak hanya menghafal materi tetapi juga memahaminya. Ketika Ulangan Harian, beliau lebih memilih ulangan lisan daripada ulangan tulis. Itu yang membuat para siswa menjadi lebih giat belajar dan menjadi tahu apa itu Pendidikan Kewarganegaraan.
Salah satu bab yang pernah saya pelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan adalah Globalisasi. Seluruh negara yang ada di bumi ini pasti mengalami globalisasi. Yaitu masuknya hal-hal baru atau modern dalam suatu negara yang mengakibatkan budaya di daerahannya semakin lama semakin luntur bahkan hilang. Contohnya, banyak orang Indonesia yang lebih memilih produk luar negeri daripada produk dalam negeri. Dari situ kita dapat mengetahui bahwa seharusnya kita sebagai warga Negara Indonesia, apabila mengaku cinta Tanah Air lebih melestarikan apa yang kita punya. Selain itu, kita harus meningkatkan kemampuan kita agar produk dalam negeri lebih dapat dikenal oleh negara lain seperti produk luar negeri yang mendunia. Bukan hanya itu, kita sebagai warga Indonesia yang memiliki beragam budaya telah banyak kehilangan budaya kita yang satu per satu diambil dan diakui oleh negara lain. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia yang telah mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya mampu melestarikan kebudayaan kita, bertanggung jawab dengan apa yang sudah diamanahkan oleh orang-orang terdahulu kepada kita yang sudah memperjuangkan kemerdekaan negara kita. Tetapi, kita juga harus bersikap toleransi dan selektif terhadap hal-hal baru atau kebudayaan baru yang masuk ke negara kita yaitu Negara Indonesia.

Minggu, 04 Oktober 2015

Contoh Makalah Qashash Al-Qur'an

MAKALAH
QASHASH AL-QUR’AN
Makalah ini diajukan dalam memenuhi tugas Studi Al-Qur’an tahun 2015


Dosen Pengampu:
Bapak Sulthon Mas’ud, S.Ag M.P.d.I

Disusun Oleh:
1.        Nurul Fitriyah                        (D97215105)
2.        Roffa Nurur Rosya               (D97215106)
3.        Rohmatul Faizah                   (D97215107)
4.        Roihah Wafiyah                    (D97215108)


PRODI PGMI
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2015


i
 

 

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia serta rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “QASHASH AL-QUR’AN” sebagai syarat untuk memenuhi tugas Studi Al-Qur’an.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Prof. Dr. H Abd. A’la, M.Ag. selaku Rektor Uin Sunan Ampel Surabaya.
2.      Bapak Sulthon Mas’ud, S.Ag M.P.d.I selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an.
3.      Teman-teman kelompok 9 kelas 1C dan pihak lain yang turut mendukung dan memberi motivasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 11 September 2015



Penyusun       


ii
 

 

DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i       
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii     
BAB I              PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang.............................................................. 1      
1.2.   Rumusan Masalah......................................................... 1      
1.3.   Tujuan Penulisan........................................................... 2      
BAB II            PEMBAHASAN
2.1.   Pengertian Qashash Al-Qur’an..................................... 3
2.2.   Macam-Macam Qashash Al-Qur’an............................. 3
2.3.   Contoh Qashash Al-Qur’an.......................................... 4
2.4.   Manfaat dari Qashash Al-Qur’an................................. 4
BAB III          PENUTUP
3.1.   Kesimpulan.................................................................... 7
3.2.   Saran.............................................................................. 7      
DAFTAR PUSTAKA


iii
 

 

BAB I
                                                  PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor paling kuat yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut kedalam hati. Dan nasihat dengan tutur kata yang disampaikan tanpa variasi tidak mampu menarik perhatian akal bahkan semua isinya pun tidak akan bias dipahami. Akan tetapi bila nasihat itu dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan dan rasa ingin tahu, dan pada gilirannya akan terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang terkandung di dalamnya.
Kesusastraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas diantara seni-seni bahasa dan kesusastraan. Dan “kisah yang benar” telah membuktikan kondisi ini dalam ushlub arabi secara jelas dan menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi, yaitu kisah-kisah Qur’an.
Oleh karena itu kisah atau sejarah dalam Al-Qur’an memiliki makna tersendiri bila dibandingkan isi kandungan yang lain. Maka perlu kiranya kita sebagai umat islamuntuk mengetahui isi sejarah yang ada dalam Al-Qur’an sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah-kisah umat terdahulu.
Secara garis besar makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian Qashash Al-Qur’an, macam-macam Qashash Al-Qur’an, contoh Qashash Al-Qur’an, dan manfaat dari Qashash Al-Qur’an.
1.2.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Qashash Al-Qur’an?
2.      Apa saja macam-macam dari Qashash Al-Qur’an?
3.      Apa saja contoh dari Qashash Al-Qur’an?
4.     
Apa saja manfaat dari Qashash Al-Qur’an?
1.3.       Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Qashash Al-Qur’an.
2.      Untuk mengetahui macam-macam dari Qashash Al-Qur’an.
3.      Untuk mengetahui contoh dari Qashash Al-Qur’an.
4.      Untuk mengetahui manfaat dari Qashash Al-Qur’an.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Qashash Al-Qur’an
Kata Qashash merupakan bentuk masdar dari qassa, yaqussu, qashasan. Ia bermakna : urusan, berita, kabar, dan keadaan[1]. Kata Al-Qashash juga berarti mencari atau mengikutu jejak. Pemaknaan seperti ini sebagaimana tercermin dalam Q.S. Al-Kahfi: 64 yang artinya “Maka keduanya kembali (lagi) menelusuri jejak mereka”, dan dalam Q.S. Al-Qashash: 11 yang artinya “Dan ibu Nabi Musa berkata kepada kakak perempuannya (Musa), ikutilah dia”. Ia juga berarti berita yang diikuti karena kebenarannya, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali Imran: 62 yang artinya “Sesungguhnya ini adalah berita yang benar”. Dan dalam firman Allah Q.S. Yusuf: 111 yang artinya “Sesungguhnya pada berita mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal[2].
Qashash Al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal Ihwal umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yanf menarik dan mempesona.
Adapun tujuan kisah Al-Qur’an adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya dan agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar.
2.2.       Macam-Macam Qashash al-Qur’an
Berikut adalah macam-macam dan contoh dari Qashash Al-Qur’an:
1.            

Kisah para Nabi. Kisah ini mengandung dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya, sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang mempercayai dan golongan yang mendustakan.
2.             Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan orang-orang yang tidak dipastikan kenabianya.
3.             Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa rasulullah.
2.3.        Contoh dari Qashash Al-Qur’an
Berikut ini adalah contoh dari Qashash Al-Qur’an:
1.             Kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan Nabi-Nabi serta Rasul lainnya.
2.             Kisah orang-orang yang keluar dari kampong halaman, yang beribu-ribu jumlahnya karena takut mati, kisah Talut dan Jalut, dua orang Adam, penghuni gua, Zulkarnain, Karun, orang-orang yang menangkap ikan pada hari sabtu (ashabus sabti), Maryam, Ashabul Ukhdud, Ashabul Fil dan lain-lain.
3.             Perang Badar dan perang Uhud dalam surah Al-Imran, perang Hunain dan Tabuk dalam surah At-Taubah, perang Ahzab dalam surah Al-Ahzab, Hijrah, Isra’, dan lain-lain.
2.4.       Manfaat dari Qashash Al-Qur’an[3]
Berikut adalah manfaat dari Qashash Al-Qur’an:
1.             Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok syariah yang dibawa oleh para nabi:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ

Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”(Al-Anbiya’ [21]:25).
2.             Meneguhkan hati Rasulullah dan hati umat Muhammad atas agama Allah, memperkuat kepercayaan orang mukmin tentang menangnya kebenaran dan para pendukungnya seta hancurnya kebatilan dan para pembelanya.
 وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Dan semua kisah rasul-rasul yan kami ceritakan kepadamu, adalah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surah ini telah dating kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Hud [11]:120).
3.             Membenarkan ajaran para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.
4.             Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad SAW dalam dakwahnya dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
5.             Membongkar kebohongan Ahli Kitab dengan hujjah yang membeberkan keterangan dan petunjuk yang mereka sembunyikan, dan menantang mereka dengan isi kitab mereka sendiri sebelum kitab itu diubah dan diganti. Misalnya firman Allah:
 كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَىٰ نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ ۗ قُلْ فَأْتُوا بِالتَّوْرَاةِ فَاتْلُوهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Semua makanan dalah halal bagi bani israil melainkan makanan yang di haramkan oleh israil (Ya”kub) untuk dirinya sendiri sebelum taurat diturunkan. Katakanlah: (jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum taurat), mak abawahlah taurat itu, lalu bacalah itu jika kamu orang-orang yang benar.” (Ali ‘Imran [3]:93).
6.             Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya kedalam jiwa. Firman Allah:
 لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ 
Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal” (Yusuf [12]:111).




 

BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Qashash Al-Qur’an merupakan pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwwat ( kenabian ) yang terdahulu dan peristiwa–peristiwa yang telah terjadi. Qur’an banyak mengandung keterangan–keterangan tentang kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa–bangsa, keadaan negeri–negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.
Manfaat Qashash dalam Al-Qur’an adalah sebagai petunjuk dari Allah yang diemban para Nabi dan Rasul Allah sebagai penjelasan syari’at keislaman mereka. Pengaruh kisah Al-Qur’an terhadap pendidikan adalah paling tepat dengan menyampaikan kisah-kisah Al-Qur’an tersebut, maka seorang pendidik dapat mengungkapkannya dengan metode yang sesuai dengan tingkat berpikir para pelajarnya atau sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka.
3.2.       Saran
Berdasarkan penguraian tentang qashash al-Qur’an diatas, menceritakan kisah-kisah dalam Al-Qur’an sebagai metode pembelajaran pendidikan agama terutama untuk para pendidik adalah cara yang tepat mengingat usia anak-anak yang dapat lebih menyerap kisah tersebut dan akan berlanjut dari pembicaraan mereka dengan individu lainnya.
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan pengetahuan tentang Qasas Al-Qur’an. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.





 

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qottan, Manna' Khalil. 1992. Studi Ilmu-Ilmu Qur'an. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa.
Ash Shiddieqy, Hasbi. 1972.  Ilmu-ilmu Al-Qur’an: Medimedia Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an.  Jakarta: Bulan Bintang.
Zuhdi Dh, Achmad. 2011. Studi Al- Qur'an. Surabaya:UIN Sun


[1] Hasbi ash Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur’an: Medimedia Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an, Jakarta: Bulan Bintang, 1972, 187.
[2]Achmad Zuhdi Dh, Studi Al-Qur’an, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2011, 356.
[3] Manna’ Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Terj, Bogor: Liter AntarNusa, 2012, 437.

Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas VI Indahnya Beriman Kepada Qada dan Qadar

Indahnya Beriman Kepada Qada dan Qadar Allah SWT Setelah mengamati video di atas, yuk pelajari materi di bawah ini! A. Bersyu...